Di Ring Bertinju, di Hutan Menanam

lustrasi photo by depositphotos.com

Oleh: Matheus Bibin
 
Tak cuma berlatih bertinju di Boxing Camp Kayong, Dedi, Siswa Kelas II SMA II Negeri Sukadana juga melakukan penghijauan di sekitar sasananya, yang terletak di Dusun Sei Belit, Desa Sejahtera. Dia dan teman-temannya sudah menanam pohon sejak 2012 hingga 2013.

 “Kami tidak hanya latihan fisik dan strategi, namun kami juga diajari untuk mencintai lingkungan,” kata Dedi saat ditemui di Sasananya, Sabtu (14/12) kemarin. Dedi adalah peraih mendali mas pada Kasau Cap, Agustus 2013 lalu. 

 Dia juga petinju binaan Damianus Yordan. Yordan adalah petinju yang pernah memperoleh mendali perunggu, di kejuaraan Mohammad Ali Cup, di Amerika Sekrikat tahun 1998. Dia juga pelatih Daud Cino Yordan sang juara Word Boxing Confederation kelas 62 kilogram. 

Dulu lahan disekitar sasana dan asrama tinju tersebut adalah padang ilalang. Damianus mengajak para anak binaannya untuk menanam ratusan pohon karet, cempedak, pisang dan kelapa. Petinju lain yang belatih di sasana itu, Dono (17) mengatakan bahwa inisiatif Daminus ini bertujuan untuk menjaga hutan dan lingkungan sekitarnya. 

Antara lain dengan program menanam pohon tersebut. Untuk mendapatkan benih pohon yang ditanam, para petinju ini di kala senggang juga membibitkan cempedak. Sedangkan bibit durian sudah ditanam di Desa Kepayang, sekitar 30 KM dari sasana. 

“Kami juga diminta pelatih untuk menjaga sungai dengan cara tidak menangkap ikan di Sungai Pampang,” kata Dono. 

 Untuk memenuhi kebutuhan protein, para petinju berinisiatif membuat kolam sendiri. Kolam yang terletak di depan asrama tersebut lebar sekitar 15 x 20 meter. Mereka memelihara ikan nila dan lele. 

Dono juga petinju yang berprestasi. Dia pernah meraih mendali perak pada kejuaran Kasau Cup, Agustus 2013 lalu. Aktivitas konservasi ala Boxing Camp Kayong ini dikoordinir oleh Kuang (26). Pria ini sudah setahun menjadi asisten Damianus Yordan. Dia mengurus asrama dan para atlit binaan. 

 Sayangnya baik Damianus maupun Kuang sedang tidak berada ditempat saat wawancara berlangsung. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pembibitan dan penanam berasal dari dana swadaya sasana. Termasuk biaya pembuatan kebun sayur untuk memenuhi kebutuhan bersama. 

 Saat ini tidak kurang dari 9 atlit binaan Daminaus yang tinggal di asrama tersebut. Selain berlatih tinju, para atlit juga mengurus sekitar 3 hektar lahan yang disediakan Damianus. 

 Meskipun belum mendapat bantuan pemerintah, tapi yang dilakukan oleh Daminus ini menurut atlit juga merukan bentuk dari upaya menyelamatkan Taman Nasional Gunung Palung. Karena letak Sasana memeng berada di sekitar lingkungan kawasan yang dikonservasi oleh pemerintah tersebut.
Matan Review Adalah media alternatif milik komunitas di Kayong Utara yang diprakarsai oleh Rumah Idea. Hingga tahun 2014 Matan Review disuport oleh USAID IFACS