Tata Kelola Terbaik Sawit Kayong Utara

USAID Indonesia Forest dan Climate Support (IFACS) dan PT Pasifik Agro Sentosa (PAS) menandatangani memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepakatan dan kesepahaman, untuk mempromosikan tata kelola terbaik di perkebunan sawit di Kabupaten Kayong Utara (KKU), bertempat di ruang sidang Rektorat Universitas Tanjungpura (Untan), Kamis (18/4).
Pihak PT PAS juga menggalang kerja sama dengan Untan dan Fauna Flora International (FFI) Indonesia. “MoU ini untuk mendukung komitmen sektor swasta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan,” ungkap Hasjim Oemar, Direktur PT PAS, kemarin.
Hadir di acara itu Direktur PT CUS Ir Partahian Siregar dan para staf perusahaan, perwakilan Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH diwakili Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu Pintu (BPMPTSP) Dra Sri Jumiadatin MSi, Pangdam Tanjungpura XII, Kapolda Kalbar, Rektor Untan Prof DR Thamrin Usman DEA, serta pejabat yang terhimpun di Forum Pimpinan Daerah (FPD) Kalbar.
Kemudian hadir juga Ketua DPRD KKU H Ibrahim Dahlan, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) KKU Ir Bimbing Parjoko, anggota DPRD KKU Abdul Zamad M Amin dari Fraksi Golkar, Ketua DPRD Ketapang Ir Gusti Kamboja dari Fraksi Golkar, dan lain-lain.
Dasar penandatanganan ini, Hasjim menerangkan demi mendukung pengembangan paradigma keseimbangan kesejahteraan manusia dan keberlanjutan planet Bumi. Ini merupakan komponen kunci best management practices (praktik pengelolaan terbaik). Termasuk low emission development strategy (LEDS) atau strategi pembangunan rendah emisi, untuk PT Jalin Vaneo (JV) dan PT Cipta Usaha Sejati (CUS) di KKU, melalui kegiatan pelatihan, informasi, seminar maupun workshop, dan bantuan teknis.
“Industri kelapa sawit pendorong penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Komoditas ini, minyak sayur tropis paling penting dalam industri global yang berhubungan dengan minyak dan lemak nabati, baik dari segi nilai produksi dan volume,” paparnya.
Ditambahkan Hasjim, dalam jangka panjang kerja sama ini dapat meningkatkan industri kelapa sawit demi daya saing dan reputasi pengelolaan lingkungan hidup. “Kolaborasi dengan sektor swasta, bagian dari strategi USAID IFACS, untuk mendukung komitmen pemerintah Indonesia mengurangi efek gas rumah kaca sebesar 41 persen dengan dukungan internasional,” ulasnya.
Pihak USAID IFACS, Reed Merrill menuturkan, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan pada sektor perkebunan kelapa sawit, mengadopsi praktik pengelolaan terbaik (BMP) dan LEDS.
“Seperti pemanfaatan biomassa yang tidak terpakai untuk produksi listrik bagi masyarakat lokal. Ini akan meningkatkan tanggung jawab industri dalam isu-isu lingkungan, serta memberikan peluang pemasaran lebih baik,” tegasnya.
Dijelaskannya MoU yang telah dimulai sejak Januari 2013 ini akan memvalidasi pelaksanaan praktik pengelolaan terbaik, didukung USAID IFACS. Seperti dalam bantuan pengembangan pengelolaan konservasi dan rencana pemantauan (CMMPs), disesuaikan jika memungkinkan untuk mendukung PT PAS mendapatkan sertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).
Country Program Director FFI Indonesia, Darmawan Liswanto menerangkan kerja sama dengan PT PAS sendiri, telah dijalin selama ini dalam mengelola area konservasi mereka. Dukungan USAID IFACS dalam berbagai program pengelolaan area konservasi, tentu akan memberikan dampak positif besar bagi konservasi dan pembangunan rendah emisi.
“Kerja sama ini diharapkan bisa menjadi contoh sinergi antara sektor swasta, lembaga non profit, dan pendanaan internasional,” kupas Darmawan. (lud)
Sumber : www.equator-news.com | 19 April 2013
Matan Review Adalah media alternatif milik komunitas di Kayong Utara yang diprakarsai oleh Rumah Idea. Hingga tahun 2014 Matan Review disuport oleh USAID IFACS