Bangun Pariwisata, Lestarikan Lingkungan

Sumber photo Pontianak Post

SUKADANA – Pengembangan sumber daya alam yang non-ekstraktif, non-konsumtif, dan berkelanjutan, perlu diprioritaskan di bidang pariwisata. Ekowisata, harus menjadi pilihan utama, sebab alam dan manusianya saling mengutungkan. Demikian dipaparkan Anas Nasrullah, senior officer social development World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Kalbar.

“Visi ekowisata Kayong Utara menciptakan pengembangan pariwisata melalui penyelenggaraan yang mendukung upaya pelestarian lingkungan alam dan budaya, melibatkan dan menguntungkan masyarakat setempat, serta menguntungkan secara komersial,” kata Anas saat menjadi narasumber Lokakarya Ekowisata, kemarin (2/4), di Hotel Mahkota Kayong Sukadana. Lokakarya ini sendiri merupakan buah kerjasama Pemprov Kalbar, Pemkab Kayong Utara, dan USAID IFACS (Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika Serikat-Dukungan Hutan Indonesia dan Perubahan Iklim).

Dikatakan Anas, dengan visi ini ekowisata, memberikan peluang sangat besar, untuk mempromosikan pelestarian keanekaragaman hayati Kabupaten Kayong Utara di tingkat internasional, nasional, regional, maupun lokal. Apalagi, diingatkan dia jika kabupaten ini memiliki Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) dan Suaka Alam Laut (SAL) Karimata yang tiada duanya di daerah lain.

Penetapan visi ekowisata, dijelaskan dia, didasarkan pada beberapa unsur utama, seperti sangat tergantung pada kualitas sumber daya alam, hingga peninggalan sejarah dan budaya. Kekayaan keanekaragaman hayati, diakui dia, merupakan daya tarik utama bagi pangsa pasar ekowisata, sehingga kualitas, keberlanjutan, dan pelestarian sumber daya alam, peninggalan sejarah, dan budaya menjadi sangat penting untuk ekowisata.
“Kemudian, pelibatan masyarakat. Pada dasarnya pengetahuan tentang alam dan budaya serta kawasan daya tarik wisata, dimiliki oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu pelibatan masyarakat menjadi mutlak, mulai dari tingkat perencanaan hingga pada tingkat pengelolaan,” ujar Anas yang lama bertugas di Kabupaten Kapuas Hulu. “Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya. Memberikan nilai tambah ke pengunjung, masyarakat setempat, dan pengembang pariwisata,” timpal Anas.

Menurut Anas, pertumbuhan pasar ekowisata di tingkat internasional dan nasional, memperlihatkan kecendrungan meningkatnya permintaan. Ini, ditambahkan dia, disebabkan meningkatnya promosi yang mendorong orang berperilaku positif terhadap alam. “Ekowisata sebagai sarana mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Sebab memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi penyelenggara, pemerintah, dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-kegiatan non-ekstraktif dan non-konsumtif sehingga meningkatkan perekonomian daerah setempat. Penyelenggaraan yang memperhatikan kaidah-kaidah ekowisata, mewujudkan ekonomi berkelanjutan,” ucap Anas. (mah)

Sumber berita: http://www.pontianakpost.com/pro-kalbar/kayong-utara/14165-bangun-pariwisata-lestarikan-lingkungan.html
Matan Review Adalah media alternatif milik komunitas di Kayong Utara yang diprakarsai oleh Rumah Idea. Hingga tahun 2014 Matan Review disuport oleh USAID IFACS